
Umah Bali Kuno Tapak Siring
Umah Bali kuno ini dirancang berdasarkan prinsip asta kosala kosali yang merupakan metode penataan lahan untuk hunian dan bangunan suci yang mengutamakan nilai filosofis, etika, serta ritual. Salah satu aspek penting dalam konsep ini adalah pemilihan hari yang tepat untuk membangun rumah, serta pelaksanaan upacara Yadnya.
Desain rumah juga dipengaruhi oleh anatomi pemiliknya, di mana ukuran bangunan dihitung berdasarkan jarak yang diukur menggunakan telapak kaki.
Bahan yang digunakan dalam konstruksi bangunan ini sangat tradisional, dengan dinding dan lantai yang terbuat dari tanah liat, serta atap bambu yang ditutupi jerami kering.
Berikut adalah deskripsi singkat dalam bentuk tabel:
Istilah | Deskripsi |
|---|---|
Angkul-Angkul | Gerbang tradisional Bali sebagai pintu masuk utama ke rumah atau pura. |
Aling-aling | Penghalang atau pagar kecil di depan rumah untuk menjaga energi negatif. |
Kuil Keluarga | Tempat ibadah kecil di rumah untuk upacara dan pemujaan kepada leluhur. |
Bale Dauh | Bangunan terbuka untuk berkumpul atau aktivitas sehari-hari di luar ruangan. |
Bale Gede | Paviliun besar untuk pertemuan atau upacara formal keluarga. |
Bale Manten | Tempat tinggal atau untuk upacara pernikahan, biasanya dihias mewah. |
Pawerangan | Bangunan untuk upacara agama atau ritual tertentu. |
Jineng | Gudang padi tradisional Bali yang dibangun di atas tiang untuk penyimpanan. |






