

Taman Ujung Soekasada
Taman Ujung Soekasada, atau Istana Air Taman Ujung, adalah sebuah kompleks taman yang menakjubkan di Kabupaten Karangasem, Bali. Dibangun pada tahun 1919 dan selesai pada 1921, taman ini awalnya dibangun sebagai tempat beristirahat dan menjamu tamu-tamu penting kerajaan Karangasem. Dengan desain arsitektur yang megah dan lanskap yang indah, Taman Ujung menawarkan suasana sejuk dan tenang, ideal untuk menikmati keindahan alam dan sejarah. Kolam ikan yang luas dan taman yang asri menjadikan tempat ini sebagai salah satu destinasi wisata favorit di Bali, di mana pengunjung bisa merasakan kedamaian dan keanggunan suasana kerajaan yang kental.
Pada awal abad ke-20, setelah invasi Belanda pada tahun 1908, status bupati di Karangasem berubah menjadi daerah yang berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Raja Karangasem, yang pada saat itu adalah I Gusti Bagus Jelantik (yang bergelar Ida Anak Agung Anglurah Karangasem), diberikan kekuasaan untuk mengatur wilayahnya. I Gusti Bagus Jelantik memerintah Bali Timur dari tahun 1909 hingga 1945, dan pada masa pemerintahannya, ia merancang dan membangun Istana Air Ujung, sebuah taman indah yang kini menjadi salah satu ikon wisata di Bali.
Istana Air Ujung, yang juga dikenal dengan nama Taman Soekasada Ujung, awalnya terdiri dari sebuah kolam besar yang dikelilingi oleh bangunan-bangunan warisan Kerajaan Karangasem. Tempat ini digunakan oleh Raja Karangasem sebagai tempat bersantai dan pertemuan penting pada zamannya. Taman ini terletak di Desa Ujung, sekitar 5 km dari kota Amlapura.
Namun, sejarah Taman Ujung dimulai lebih awal, saat pemerintahan Raja I Gusti Gede Putu (1849-1893) dan saudaranya Gede Oka (1849-1890). Pada masa mereka, sebuah kolam angker yang disebut Di Dirah ada di lokasi ini. Kolam tersebut digunakan sebagai tempat pengasingan bagi orang-orang yang dituduh mengamalkan ilmu hitam (leak). Kemudian, pada masa pemerintahan I Gusti Bagus Jelantik, sekitar tahun 1910-an, area kolam tersebut diperluas dan dikembangkan menjadi taman dengan beberapa kolam baru serta bangunan bergaya Eropa yang megah, termasuk Bale Gili.
Taman ini pun resmi diberi nama Taman Sukasada, yang kemudian dikenal dengan nama Taman Ujung Soekasada. Perkembangan taman ini mencerminkan pengaruh arsitektur Eropa pada masa itu, memberikan kesan kemewahan dan keindahan yang tetap terjaga hingga kini.






