
Pura Ulun Danu Beratan
Pura Ulun Danu Beratan, yang terletak di tepi Danau Beratan di Bali, merupakan salah satu situs keagamaan yang paling ikonik di pulau tersebut. Pura ini dibangun untuk menghormati Dewi Danu, dewi danau, serta sebagai penghormatan terhadap kekuatan alam yang ada di sekitar dua gunung vulkanik besar Bali, yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung. Dibangun pada abad ke-17, Pura Ulun Danu Beratan tidak hanya merupakan tempat ibadah bagi umat Hindu, tetapi juga simbol keseimbangan antara alam dan spiritualitas. Salah satu elemen yang paling menonjol dari pura ini adalah struktur Meru, yang digunakan untuk menghormati dewa-dewa penting dalam agama Hindu. Keindahan alam sekitar yang memukau, dengan latar belakang pegunungan dan danau yang tenang, menjadikan Pura Ulun Danu Beratan sebagai destinasi wisata yang sangat populer, ideal untuk fotografi, serta tempat yang menawarkan ketenangan dan kedamaian.
Sejarah Pura Ulun Danu Beratan terkait erat dengan kebangkitan kerajaan Mengwi di Bali. Nama pura ini diambil dari Danau Beratan, tempat di mana pura ini dibangun, yang juga memiliki hubungan kuat dengan Gunung Beratan. Gunung dan danau ini dipercaya sebagai sumber kesuburan dan kemakmuran bagi masyarakat sekitar, serta dianggap sebagai kekuatan yang menjaga kesejahteraan kehidupan. Dalam naskah Babad Papirus Mengwi, pendirian Pura Ulun Danu Beratan tercatat bersamaan dengan perkembangan Kekaisaran Mengwi, yang membuatnya memiliki status sebagai salah satu pura penting dalam tradisi Hindu Bali.
Pura ini dikenal dengan sebutan Kahyangan Jagat, yang merujuk pada kelompok pura terbesar di Bali yang dihormati oleh seluruh penduduk pulau. Salah satu aspek menarik dari kompleks pura ini adalah bentuknya yang seakan 'terapung' di atas danau, yang membuatnya semakin memukau secara visual. Kompleks pura ini terdiri dari beberapa kelompok bangunan, salah satunya adalah Candi Lingga Petak yang terletak di bagian timur. Pura Ulun Danu Beratan juga memiliki empat gerbang utama yang mengarah ke empat penjuru mata angin, mencerminkan prinsip keseimbangan dalam agama Hindu.
Pura Ulun Danu Beratan memiliki serangkaian upacara keagamaan yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu, yang dihitung berdasarkan kalender Bali yang terdiri dari 35 hari dalam sebulan. Jika kebetulan Anda mengunjungi pura ini saat upacara berlangsung, Anda akan menyaksikan banyak umat Hindu datang untuk berdoa memohon keselamatan, kebahagiaan, serta kesehatan. Dalam situasi seperti ini, sangat dihimbau untuk menjaga sikap sopan dan menghormati jalannya upacara agar suasana tetap tenang dan nyaman bagi semua orang.
Upacara yang digelar di Pura Ulun Danu Beratan terbagi menjadi beberapa jenis. Salah satunya adalah upacara yang dilaksanakan setiap enam bulan (210 hari), yang dikenal sebagai Piodalan, yang biasanya jatuh pada hari Anggara Kliwon Julungwangi dalam kalender Bali. Selain itu, setiap 12 bulan (420 hari), diadakan upacara yang lebih besar, yaitu Piodalan Agung. Pada hari-hari tertentu seperti bulan purnama, tilem, atau hari raya besar Hindu lainnya, banyak umat Hindu datang berdoa, termasuk untuk upacara Melasti dan Ngegara Gunung sebagai bagian dari rangkaian upacara Ngaben.
Sementara itu, upacara Pakelem dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi, dengan tujuan untuk memuja Tuhan Yang Maha Esa dan memohon anugerah kehidupan, kesuburan, serta kesejahteraan. Upacara ini juga bertujuan untuk menjaga keseimbangan alam, yang diyakini akan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia dan semesta, selama Danau Beratan dan Gunung Beratan masih ada.
Pura Ulun Danu Beratan berada di kawasan Desa Bedugul, Bali, dan dapat dengan mudah ditemukan di sepanjang jalan utama yang mengarah ke Gerbang Handara, salah satu landmark terkenal di Bali. Terletak di tepi Danau Beratan, pura ini menawarkan pemandangan yang sangat memukau, menjadikannya salah satu destinasi utama di daerah dataran tinggi Bali. Jika Anda berangkat dari kawasan Kuta atau Seminyak, perjalanan menuju Pura Ulun Danu Beratan biasanya memakan waktu sekitar dua jam. Meski perjalanan cukup panjang, suasana sejuk dan udara segar di sekitar pura akan membuat perjalanan Anda menyenangkan. Pura ini menjadi simbol dari Desa Bedugul dan sering dikunjungi oleh wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. Untuk kenyamanan perjalanan, layanan sewa mobil dengan sopir tersedia, sehingga perjalanan menuju pura ini bisa lebih mudah dan menyenangkan.






